Showing posts sorted by date for query Penyebab ketidaksuburan (infertilitas). Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query Penyebab ketidaksuburan (infertilitas). Sort by relevance Show all posts

Thursday, 16 June 2011

Tapi hati-hati, saking terlalu subur malah jadi kehilangan anak. Periksa dulu, apa betul enggak subur atau ada sebab lain.

Belum lama ini di Roma, Italia, seorang ibu yang melakukan terapi kesuburan dengan menggunakan obat penyubur melahirkan bayi kembar 8. Namun malang, semua bayi yang masing-masing BB-nya cuma berkisar antara 400-500 gram itu, tak mampu bertahan hidup. Satu per satu kembali ke pangkuan Yang Kuasa beberapa jam setelah lahir. Bahkan, di antaranya ada yang meninggal sejak di kandungan.

Sungguh tragis, ya, Bu-Pak. Ingin punya anak, tapi setelah didapat malah langsung kehilangan lagi. Itulah mengapa, dr. Med. Ali Baziad, SpOG, dari bagian reproduksi dan fertilitas RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, mengingatkan, hati-hati menggunakan obat penyubur karena obat ini bukan tanpa efek samping. “Selain menyebabkan kematian bayi, juga berisiko kecacatan janin.” Ih, serem, ya!

PERIKSA DULU

Ali menganjurkan, sebaiknya pasangan yang tak kunjung punya anak jangan buru-buru menggunakan obat penyubur. Soalnya, penyebab infertilitas bukan semata-mata lantaran si wanita enggak subur. “Yang enggak subur itu cuma berkisar antara 15-20 persen. Selebihnya bisa karena infeksi, saluran telur tersumbat, tempat menetasnya telur terganggu, endometriosis, kelainan rahim, dan sebagainya,” terangnya. Bahkan, tambahnya, stres pun bisa bikin wanita sulit hamil.

Sayangnya, faktor penyulit kehamilan yang 80 persen itu tak pernah dipikirkan orang. Kebanyakan orang bila menjumpai pasangan tak juga punya anak setelah sekian tahun menikah, pasti langsung “menuding” si wanitanya enggak subur. Akibatnya, pasangan tersebut buru-buru minta obat penyubur pada dokter. “Nah, ini bisa menjadi malapetaka kalau kebetulan mendapat dokter yang malas memeriksa pasien, hingga ia asal main suntik atau memberi obat penyubur.” Soalnya, jika diperiksa lebih teliti, bisa saja, kan, penyebabnya bukan lantaran si wanita enggak subur tapi karena hal lain.

Jikapun setelah diteliti ternyata si wanita memang enggak subur, “dokter juga tak boleh sembarangan memberikan obat penyubur.” Pasalnya, penyebab ketidaksuburan juga bermacam-macam. Salah satunya, sel telur tak pecah atau kematangan telurnya enggak baik, yang dikenal dengan istilah anovulasi. “Untuk terjadi kehamilan itu, kan, harus ada pembuahan yang membutuhkan sel telur dan sperma. Nah, kalau sel telurnya enggak matang atau enggak pecah, maka tak akan terjadi pembuahan. Inilah salah satu yang bikin pasangan tersebut tak juga punya anak,” terang Ali lebih lanjut.

KEHAMILAN BANYAK

Penyebab sel telur tak matang/pecah, juga bukan cuma satu. Di antaranya, gangguan hormonal. Nah, obat penyubur berisi hormon yang bisa merangsang pematangan sel telur. Namun karena kasus anovulasi ini sangat kecil, Ali minta sebaiknya diperiksa dulu, apa benar si wanita anovulasi.

Kalau tidak, “bisa terjadi si wanita sebenarnya ovulasi, hingga pemberian obat penyubur malah menimbulkan efek samping setelah sel telur dibuahi, yaitu menimbulkan rangsangan berlebihan atau hiperstimulasi hingga terjadilah kehamilan kembar atau banyak.” Jika sudah begitu, tak ada tindakan apa pun yang bisa dilakukan kecuali meneruskan kehamilan. Hingga risikonya, bayi meninggal dalam kandungan atau setelah dilahirkan lantaran berat badannya kurang.

Bukan berarti wanita yang anovulasi setelah diberi obat penyubur takkan mengalami hal tersebut, lo. Ingat, obat penyubur merangsang pematangan sel telur. Nah, sel telur yang matang ini bisa saja bukan cuma satu, tapi dua, tiga, empat, lima, bahkan lebih. Hingga, bila semua sel telur yang matang ini dibuahi, terjadilah kehamilan yang banyak. Itulah mengapa, tegas Ali, jangan sembarangan menggunakan obat penyubur.

Untuk mengetahui ovulasi tidaknya, bisa dilihat dari usia perkawinan yang lama tapi belum juga hamil, disertai keluhan-keluhan seperti sering sakit saat menstruasi dan menstruasi tak teratur atau sering terlambat. Namun untuk kepastiannya tentu harus dilakukan pemeriksaan lewat USG atau dengan analisa hormon. Jika ternyata ada kelainan hormonal hingga enggak subur, barulah diberi obat penyubur.

TABLET DAN SUNTIK

Obat penyubur yang diberikan adalah obat pemicu ovulasi atau pemecah telur, bisa berupa tablet atau suntikan. Pada pasangan muda usia sekitar 20-30 tahun, terang Ali, biasanya diberikan tablet dulu. Obat yang mengandung hormon ini, namanya klomifen sitrat dan epimestrol. Banyaknya pemberian tablet tergantung siklusnya (bulan). Bukankah menstruasi datangnya sebulan sekali? “Jadi, obat tersebut diberikan sebulan sekali selama 5 hari, yaitu di hari ke-5 masa menstruasi hingga hari ke-9.” Kemudian, pasangan diminta datang lagi bulan depan untuk dilihat keberhasilan obat tersebut. “Bila dalam pemberian satu siklus tak berhasil, maka dosis yang semula 50 mg ditambah jadi 100 mg.”

Jika dalam 6 bulan atau setahun tak ada respon dalam arti telurnya enggak matang atau tak tumbuh dengan baik, “barulah terapi kesuburan dilakukan dengan cara suntik.” Namun pemberian obat penyubur dengan cara suntik juga tak boleh sembarangan, “harus dipilih waktunya, yaitu pada hari ke-2 sampai ke-9 masa menstruasi.” Hormon yang disuntikkan adalah hormon yang mengandung FSH/LH atau FSH saja. Satu suntikan sebanyak 75 IU (International Unit). Bila tak mempan juga, dosisnya dinaikkan jadi 150 IU atau bahkan 225 IU.

Jadi, tegas Ali, telurnya dimatangkan, dari kecil sampai besar hingga akhirnya pecah. Pembesaran sel telur ini dimonitor lewat USG, dilakukan pada hari ke-11 dan ke-13. Telur baru bisa pecah bila minimal diameternya 18-22 mm.

Bukan berarti cara suntik lebih berhasil dari tablet, lo. Menurut Ali, efektivitasnya sama, kok, hanya tergantung usianya saja. “Jika pada usia muda bisa berhasil dengan cara sederhana (tablet, Red.), mengapa harus yang sulit? Ibarat orang menembak burung, jika berhasil dengan senapan angin, kenapa harus dengan meriam?” Soalnya, bila langsung digunakan suntikan, bisa terjadi kehamilan ganda atau banyak, atau malah enggak hamil sama sekali.

HARUS DIHENTIKAN

Itulah mengapa, tegas Ali lagi, pemakaian obat penyubur tak boleh sembarangan. “Harus secara rasional dan mengikuti aturan pemberiannya. Tentu dengan berkonsultasi pada dokter, hingga dokter bisa memonitor terus perkembangan sel telurnya.” Dengan demikian, efek samping berupa kehamilan banyak bisa dicegah.

Soalnya, lewat monitoring, dokter jadi tahu apakah kadar hormonnyatinggi atau tidak. “Bila tinggi, ini berbahaya karena ada kemungkinan terjadi hiperstimulasi yang mengakibatkan kehamilan banyak.” Hingga, pemakaian obat penyubur harus dihentikan. Kalau tidak, bila sudah dibuahi dan tetap memakai obat penyubur, maka berisiko bayinya cacat. Pokoknya, tandas Ali, jika dilihat dari USG telurnya banyak dan beberapa sudah matang, “harus hati-hati, karena kita tak tahu berapa telur yang akan jadi.”

Biasanya, pemakaian obat penyubur dilakukan pada proyek bayi tabung. Sayangnya, untuk memonitor perkembangan sel telur perlu biaya yang tak murah. Biaya untuk hormonnya saja, satu ampul Rp. 300 ribu. Bayangkan bila sampai 10 ampul, bisa menelan biaya Rp. 3 juta. Sedangkan biaya 2 kali memonitornya dengan USG kurang lebih makan biaya Rp. 300 ribu dan biaya periksa hormonnya Rp. 60 ribu.

Tampaknya memang harus dipikirkan betul segala risikonya, ya, Bu-Pak?

Dedeh Kurniasih . Ilustrasi : Pugoeh (nakita)

TAK BIKIN GEMUK

Kendati obat penyubur berisi hormon, tapi tak bikin gemuk, lo. Soalnya, terang Ali, hormon yang diberikan bukan hormon estrogen dan progesteron yang bisa bikin gemuk seperti halnya pil KB, melainkan hormon FSH/LH atau FSH saja. Jadi, tak usah takut gemuk, ya, Bu.

Wednesday, 30 June 2010

Penyebab infertilitas dapat berasal dari pihak istri maupun suami atau kedua-duanya. Kurang lebih 50% infertilitas disebabkan dari pihak istri, 40% dari pihak suami dan 10% tidak terjelaskan (infertilitas idiopatik). Penyebab infertilitas dari pihak istri biasanya adalah : tuba Falloppii tidak normal, ovulasi tidak normal, adanya endometriosis, organ-organ reproduksi tidak normal (vagina, serviks, korpus atau endometrium ), masalah imunologi dan psikologi. Sedangkan penyebab pada pihak suami biasanya adalah jumlah dan mutu sperma yang tidak normal serta masalah psikologi.

Infertilitas dapat disebabkan oleh :

  1. Gangguan pada hubungan seksual , dapat berupa kesalahan teknik sanggama yang menyebabkan penetrasi tak sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus, kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti hipospadia, epispadia, penyakit Peyronie.
  2. Gangguan pada pria .

    Jumlah spermatozoa dan transportasinya yang abnormal
    • Jumlah sperma kurang <>oligozoospermia), gerak spermatozoa lemah dan lambat (astenozoospermia), atau bentuk spermatozoa abnormal (teratozoospermia ), volume sperma <>
    • Varikokel
    • Getah serviks sedikit jumlah
    • Ejakulasi membalik (retrogad )
    • Hormon abnormal
  3. Gangguan ovulasi dan hormonal lain .

    Pembuahan tidak akan terjadi bila istri tidak menghasilkan sel telur (ovum) yang dapat dibuahi. Kegagalan ovulasi dapat bersifat primer yang berasal dari ovarium seperti penyakit ovarium polikistik, atau bersifat sekunder akibat kelainan pada poros hipotalamus-hipofisis.
    • Gangguan ovulasi hipotalamik

      Kegagalan hipotalamus untuk memicu ovulasi adalah masalah gangguan ovulasi yang paling sering terjadi. Gejala-gejala klinisnya adalah amenorea atau oligomenorea, SBB abnormal, kadar LH dan FSH rendah.
    • Penyakit ovarium polikistik

      Gejalanya adalah dilihat dari gambaran USG ovarium membesar dengan banyak kista, peneraan kadar hormon FSH yang rendah, nisbah LH/FSH 2:1 atau 3:1 dan kadangkala dengan peningkatan kadar prolaktin.
    • Hiperprolaktinemia atau peningkatan kadar prolaktin serum dapat menyebabkan galaktorea dan mengganggu fungsi ovulasi.
    • Hiperandrogenemia dengan gejala klinis peningkatan kadar androgen serum, virilisasi, hirsutisme, gangguan haid.
    • Gangguan ovarium dini. Ovarium menghasilkan sel telur yang tidak matang.
    • Gangguan fase luteal. Ovulasi terjadi secara normal tetapi ovarium tidak menghasilkan progesteron yang memadai untuk implantasi
    • Pemecahan kantong telur (folikel) dini sehingga menghasilkan sel telur yang tidak matang
    • Sindrom kantong telur matang tak pecah sehingga sel telur tidak dapat dikeluarkan dari kantong telur matang.
  4. Endometriosis

    Terutama pada endometriosis derajat sedang dan berat dapat mengganggu fertilitas.
  5. Infeksi TORSH-KM (toksoplasma, rubella, sitomegalus, herpes simpleks, klamidia, mikoplasma)
  6. Kelainan pada tempat implantasi: uterus dan endometrium. Bentuk uterus abnormal, miom (tumor jinak) rahim, kerusakan serviks, kelainan kongenital, endometriosis, dan perlekatan uterus.
  7. Kelainan pada saluran telur (tuba Falloppii)

    Hipoplasia kongenital, penempelan fimbria (ujung saluran telur), hambatan tuba karena salpingitis atau peritonitis pelvis, appendisitis, sterilisasi tuba, tuba spasme.
  8. Gangguan peritoneum

    Gangguan imunitas, adanya zat anti terhadap spermatozoa.

Monday, 31 May 2010

Pada tahap awal sebaiknya pasutri memeriksakan diri secara bersama-sama, kemudian pemeriksaan suami dan istri dilakukan terpisah. Tahapan pemeriksaan adalah :

I. Tahap wawancara

Tahap awal merupakan wawancara untuk pengumpulan data-data pasien tentang jatidiri, riwayat kesehatan, riwayat perkawinan terdahulu dan sekarang, riwayat infertilitas, riwayat hubungan seksual, dan riwayat reproduksi.

II. Tahap pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik baik suami maupun istri meliputi :

  1. Keadaan fisik secara umum, seperti tinggi, berat, sebaran rambut, dll.
  2. Keadaan alat-alat reproduksi, seperti testis, vagina, klitoris, rahim, dll.
III.Tahap pemeriksaan laboratorium

  1. Pria

    Analisis sperma untuk mengetahui mutu air mani dan spermatozoanya, meliputi jumlah sperma/ml, bentuk, gerakan, jumlah dan persentase yang hidup serta pencairan air mani.

  2. Wanita
    • Pemantauan ovulasi, untuk menentukan apakah ovarium menghasilkan sel telur yang matang. Pemantauan ovulasi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :

      1. Riwayat siklus haid: siklus haid yang teratur dan normal, nyeri per-tengahan siklus, perdarahan atau peningkatan luah atau cairan va-gina (vaginal discharge), mastalgia prahaid menandakan ovulasi telah terjadi.
      2. Uji pakis: pemeriksaan pada hari ke-23-28 siklus haid, istri diminta datang untuk pengambilan getah serviks dari kanal endoserviks ke-mudian dikeringkan pada gelas objek dan diperiksa pengaruh estro-gen. Jika tidak terdapat pola daun pakis dan kristal getah serviks berarti ovulasi telah terjadi.
      3. Suhu Basal Badan (SBB): SBB diperiksa setiap bangun pagi hari se-belum melakukan aktivitas apapun. Nilainya ditandai pada kertas grafik. Jika wanita berovulasi, grafik akan memperlihatkan pola bifasik dengan tukik pada pertengahan siklus.
      4. Sitologi vagina atau sitologi endoserviks: memantau perubahan pada sel-sel yang tereksfoliasi selama fase luteal (pengaruh progesteron).
      5. Biopsi endometrium (mikrokuretase): dapat dilakukan secara poliklinis dengan pembiusan ringan atau tanpa pembiusan. Dengan memakai kuret kecil. Dilakukan pada 5-7 hari sebelum hari haid berikutnya.
      6. Laparoskopi diagnostik : melihat secara langsung adanya bintik ovu-lasi atau korpus luteum sebagai hasil ovulasi.
      7. Peneraan hormon: menentukan kadar hormon dalam darah, urin mau-pun liur (saliva). Kadar normal dalam satu siklus :

        Jenis

        hormon

        Fase siklus haid

        Satuan

        Praovulasi

        Ovulasi

        Pasca ovulasi

        FSH

        mUI/ml

        5-20

        15-45

        5-12

        LH

        mUI/ml

        5-15

        30-40

        5-15

        PRL

        ng/ml

        -

        5-25

        -

        E2

        pg/ml

        25-75

        200-600

        100-300

        P

        ng/ml

        <5

        5-8

        10-30

      8. Histeroskopi: dapat memperlihatkan lukisan endometrium yang bening kekuningan, yang sesuai dengan fase luteal.
      9. Ultrasonografi: dapat memantau perkembangan folikel dan menentukan saat ovulasi. Pemeriksaan dilakukan secara serial.

    • Penilaian rahim dan saluran telur dapat dilakukan dengan beberapa cara :

      1. Biopsi endometrium: selain untuk penilaian ovulasi, juga dapat untuk pemeriksaan histologik lain, misalnya biakan terhadap tuberkulosis, menilai adanya hiperplasia endometrium. Terkadang dijumpai adanya hiperplasia fokal meskipun siklus berovulasi berdasarkan peneraan homon P plasma pada pertengahan fase luteal. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksan rasio P/E2 dan PRL/E2 bersamaan dengan biopsi endometrium.
      2. Uji insuflasi/pertubasi: CO2 ditiupkan melalui kanal serviks dan dibuat rekaman kymograf terhadap tekanan uterus, perubahan tekanan ber-arti tuba Falloppii paten. Gas ini juga dapat didengar dengan stesto-skop atau dilihat dengan sinar X.
      3. Hidrotubasi: prinsipnya sama dengan pertubasi hanya yang diguna-kan adalah cairan yang mengandung antibiotika Kanamycin 1 gram, deksametason 5 mg dan antipasmodik cair.
      4. Histerosalpingogram: dilakukan pada paro-pertama siklus haid, laru-tan radioopak disuntikkan melalui kanal serviks ke dalam rahim dan saluran telur. Perjalanan larutan tersebut dipantau di layar dengan penguat bayangan.
      5. Histeroskopi : melihat secara langsung keadaan permukaan endome-trium.
      6. Laparoskopi : melihat secara langsung dan menguji patensinya de-ngan menyuntikkan larutan biru metilen atau indigokarmin, dan de-ngan melihat pelimpahannya ke dalam rongga peritoneal. Laparoskopi juga dapat memperlihatkan perlekatan pelvis, endometriosis, dan patologi ovarium tetapi tidak dapat menggambarkan keadaan rongga uterus.
      7. Ultrasonografi atau endosonografi: menilai bentuk, ukuran, serta patologi uterus maupun tebal endometrium.
    • Analisis infeksi TORSH-KM (toksoplasma, rubella, sitomegalus, herpes sim-pleks, klamidia, mikoplasma).
    • Uji pasca-sanggama (UPS) untuk melihat apakah air mani sudah memancar dengan baik ke puncak vagina selama sanggama. UPS dilakukan 2-3 hari sebelum perkiraan ovulasi. Pasien diminta datang 2-8 jam setelah sangga-ma normal. Getah serviks diisap dari kanal endoserviks dan diperiksa de-ngan mikroskop, jika terdapat 20 spermatozoa per lapang pandang besar (LPB= x400) maka kemungkinan hamil cukup besar, antara 1-20 spermatozoa per LPB sudah memuaskan.
    1. Histeroskopi atau teropong rongga rahim
    2. Laparoskopi atau teropong rongga perut
    3. Tuboskopi/Falloposkopi atau teropong rongga salutan telur
    4. Hidrolaparoskopi atau teropong rongga panggul disertai penggenangan cairan
  • IV. Pemeriksaan Lanjutan



    Pemeriksaan endoskopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan alat teleskop (teropong) yang dimasukkan ke dalam rongga tubuh melalui saluran alami (kanal serviks: pada histeroskopi; kanal servik-rongga rahim, mulut saluran telur: pada tuboskopi/Falloposkopi), suatu pembedahan kecil (di daerah pusar atau umbilikus: pada laparoskopi; di puncak cekungan vagina belakang atau forniks posterior: pada hidrolaparoskopi).

    Ada 4 (empat) macam endoskopi dalam bidang ginekologi:

    Histeroskopi digunakan untuk melihat keadaan saluran mulut rahim, rongga rahim, mulut dalam saluran telur, besarnya rongga rahim, warna atau kejernihan selaput rahim, untuk membedakan polip endometrium dan leiomiom submukosum; untuk memastikan perlekatan dalam rahim dan kelainan bawaan dalam rahim; untuk me-ngenali kelainan-kelainan pada histerogram; serta untuk penatalaksanaan operasi pada sekat rahim yang menyebabkan keguguran berulang.

    Laparoskopi digunakan untuk melihat berbagai kelainan di dalam rongga panggul (pelvis) atau rongga perut (abdomen) misalnya kista (tumor) indung telur (ova-rium), tumor rahim (miom uterus), perlekatan di rongga panggul akibat infeksi atau endometriosis, bintil-bintil (lesi) endometriosis yang tidak terlihat dengan alat ultrasonografi, pembengkakan saluran telur (hidrosalpinks), dan juga bebe-rapa kelainan bawaan rahim seperti rahim dua-tanduk (uterus bikornis) atau tiadanya indung telur (agenesis ovarii).

    Tuboskopi atau Falloposkopi digunakan untuk melihat bagian dalam saluran telur, baik permukaannya maupun rongganya, misalnya adakah perlekatan akibat infeksi, penyempitan bawaan, dan hilangnya bulu getar (silia) selaput lendir (mu-kosa) saluran telur.

    Hidrolaparoskopi merupakan suatu teknik mutakhir untuk melihat suatu gangguan fungsi dan anatomik ujung saluran telur atau cekungan di belakang rahim (kavum Douglas), misalnya perlekatan ujung saluran telur (fimbria), endometriosis, miom uterus subserum di bagian belakang rahim atau kista ovarium.

    Pemeriksaan endoskopi tidak dilakukan begitu saja pada semua wanita, melainkan harus dengan dasar yang jelas, misalnya pada wanita infertil yang telah melaku-kan pemeriksaan infertilitas dasar sebelumnya tetapi belum diketahui penyebab infertilnya, dan pada wanita yang diduga adanya endometriosis, miom, tumor atau kanker rahim.

Buah & Sayuran

Categories

100% Terbukti Paling Ampuh Sembuhkan Kanker Lambung Secara Alami Sampai Tuntas Alternatif Alzheimer Ambeien anak Aneka Ramuan anemia Artikel Bau Badan Bau Mulut Bawang Putih Begadang Berita Biologi Buah-Buahan Cacingan Cara dan tips cara mencegah miom cara mencegah penyakit uci uci cara mengatasi abses anus cara mengatasi ginjal cara mengatasi ginjal bengkak sebelah kanan cara mengatasi infeksi telinga yang aman cara mengatasi kista saat hamil cara menghilangkan penyakit miom dengan aman dan tanpa operasi cara mengobati ginjal bengkak kanan dan kiri alami cara mengobati penyakit ginjal cara menyembuhkan penyakit ginjal cara menyembuhkan abses anus cara menyembuhkan infeksi telinga ampuh cara order qnc cara pemesanan qnc Depresi Detoks Diabetes Diabetes melitus Diare Diet Digestive System Fisika Flu Gagal Ginjal Gangguan Atau Penyakit Gaya Hidup gaya hidup sehat gejala gejala penyakit infeksi telinga yang harus di waspadai gejala penyakit jantung yang harus di waspadai gigi Health Sense Herbal Hidup Sehat Hipertensi Ibu dan Anak Info Kesehatan IPA Jantung Jerawat Kandungan Kanker Kanker Payudara Kecantikan Kehamilan Kelompok I (Proses Pencernaan di Lambung Usus dan Anus) Kelompok III (Proses Pencernaan Protein dan Karbohidrat) Kencing Manis kesehatan kesehatan anak Kesehatan Jantung Kesehatan Kulit Kesehatan Tubuh Kesehatan Wanita Ketombe Khasiat Tanaman kimia konsultasi penyakit uci uci Kulit kulit-kecantikan lain-lain Lemak Lemak Trans Lembur Lidah Maag Makanan Makanan & Minuman Makanan Sehat Manfaat Buah musim hujan obat abses anus tanpa operasi Obat Alami obat alami kanker kelenjar getah bening obat alami kista payudara saat hamil obat alami penyakit miom Obat Demam Rematik obat diabetes kering obat ginjal bengkak sebelah kanan alami Obat Gondok obat herbal abses anus obat herbal kanker kelenjar getah bening alami obat herbal tbc anak obat kanker kelenjar getah bening tanpa operasi Obat Kanker Lambung obat pneyakit ginjal obat tbc anak alami obat tbc anak balita obat tbc anak menahun obat tbc anak menular obat tbc anak yang aman obat tbc buat anak obat tbc kelenjar anak obat tradisional ginjal bengkak sebelah kanan obat tradisional kanker kelenjar getah bening obat tradisional kista payudara saat hamil muda obat tradisional miom ampuh obesitas Olahraga Osteoporosis Otak Pengobatan pengobatan abses anus pengobatan kista payudara saat hamil pengobatan sakit jantung alami dan tanpa efek samping Penuaan penyabab infeksi telinga pada anak Penyakit Penyakit Akibat Kerja Penyakit asam urat Penyakit Dalam Penyakit Kulit Penyakit maag Penyakit Payudara Penyakit tipes Penyerapan Pernafasan Pola Hidup Sehat Proetein Psikologi Qnc jelly gamat Ragam Penyakit Rambut Rematik review saat hamil terdapat benjolan di payudara Sariawan Seksologi Sinusitis Sistem Pencernaan pada Ruminansia solusi atasi penyakit kencing manis kering dan basah Stroke Susu Tahi Lalat Tanaman Obat tanda tanda sakit jantung yang bisa menyerang anda Tanya Jawab TBC Telur Terbukti Paling Ampuh Mampu Sembuhkan Penyakit Gondok / Struma / Pembesaran Kelenjar Tiroid Secara Alami Terbukti Paling Ampuh Sembuhkan Demam Rematik Secara Alami tetap sehat Tidur Tipes tips tips atasi penyakit kencing manis kering dengan aman Tips Kecantikan Tips Kesehatan Tips makanan sehat tips menyembuhkan Tips Sehat Tips! Tradisonal tubuh sehat Umum Varises Vitamin Wanita

Sponsor

Kesehatan

Blog Archive